God, please continue to guide and help all of us, in West and East Malaysia, to have faith and to declare Your Victory in Sarawak to restore justice and righteousness in this beloved land, that Sarawak may be a beacon of light and hope for all Malaysia.
Specific Prayer Points
1) DEMONIC FORCES TO BE BOUND
God to bind all demonic forces and witchcraft from blinding and harming His candidates, campaign workers, election day workers and voters. So that His candidates will not fall into the temptation of money politics, His campaign and election day workers will work hard and smart for the candidates, and the eyes of all voters will be opened and their hearts emboldened to vote for justice.
2) CANDIDATES OF INTEGRITY AND PUBLIC SERVITUDE
Many Sarawak constituencies (44 out of 71) are faced with 3 or more cornered fights. With 2 days left to decide whether to withdraw or not, pray that God will grant support, strength and wisdom to all candidates fighting for justice and against corruption. Pray that God will specially protect and give resilience against evil and temptation to all candidates that He wants to stand for election. Pray especially for protection for Baru Bian and for Suriati Abdullah (who is contesting Taib). Pray that God will continue to weed out undeserving candidates.
3) EYES TO BE OPENED
All eyes in West and East Malaysia to be opened to the abuses of power by the present regime, all hearts to be touched by the suffering and plight of the people of Sarawak, all hands and feet to be moved to serve God’s will. That we will all be seared and will pray, move and act earnestly as His servants.
That God will inspire His faithful not to fall into the temptation of election gifts and give up their God given-power to remake the land of Sarawak in God's image. That God will move people to contact others and speak out against this curse of corruption and bribery during elections, refuse election handouts, and instead be brave and vote for reforms and justice.
4) UNITY, STRENGTH & PROTECTION
God to unite, protect and strengthen all candidates, their campaigners and supporters who are fighting selflessly for justice and integrity in Sarawak. That God will bless them abundantly in the days leading up to polling day and help all their plans and movements.
5) FREE AND FAIR ELECTION
God will raise sufficient polling and counting agents who will do His work for a free and fair election. That, wherever they may be in Sarawak or elsewhere, they will volunteer in droves to serve as polling agents and counting agents for justice.
6) RETURN TO VOTE
God will convict many Sarawakians who are currently out of their home state to return in droves to vote. For those can return but are financially tight, that God will raise donors to provide financially.
7) SARAWAKIANS CALL HOME
That God will move the hearts of all His faithful to reach out to their family and friends in Sarawak (daily via phone calls, SMS, e-mails, Facebook or Skype) to urge them to vote fearlessly for change and justice; to hasten the establishment of God's Kingdom of Peace, Love and Justice here in Sarawak beginning April 16.
8) VOTERS TURN OUT IN FULL FORCE
God will cause voters to turn out in full force on April 16 to vote for the establishment of God’s Kingdom of Peace, Love and Justice here in Sarawak beginning April 16.
9) VOTERS PROVIDED TRANSPORT
God will provide the much needed transport to voters in the hinterlands who want to vote for justice and integrity. God will move the hearts of those who own vehicles to commit their vehicles to God’s purpose to bring voters all over Sarawak to polling centres.
10) POSTAL VOTES
God will neutralise the bad effects of postal votes so that those votes will not affect justice and integrity and the establishment of His candidate in each constituency.
11) FUNDS
God will provide enough funds to all candidates, campaigners and workers who are working according to His will and purposes for Sarawak.
Search This Blog
Sunday, April 10, 2011
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Blog Archive
-
►
2009
(50)
- ► 03/22 - 03/29 (3)
- ► 03/29 - 04/05 (5)
- ► 04/05 - 04/12 (3)
- ► 04/12 - 04/19 (6)
- ► 04/19 - 04/26 (1)
- ► 04/26 - 05/03 (1)
- ► 08/02 - 08/09 (1)
- ► 08/09 - 08/16 (3)
- ► 08/16 - 08/23 (1)
- ► 08/23 - 08/30 (3)
- ► 08/30 - 09/06 (4)
- ► 09/06 - 09/13 (6)
- ► 09/13 - 09/20 (3)
- ► 09/20 - 09/27 (5)
- ► 10/18 - 10/25 (2)
- ► 10/25 - 11/01 (2)
- ► 11/01 - 11/08 (1)
-
►
2010
(10)
- ► 05/16 - 05/23 (1)
- ► 09/12 - 09/19 (3)
- ► 09/19 - 09/26 (1)
- ► 09/26 - 10/03 (1)
- ► 10/03 - 10/10 (1)
- ► 10/17 - 10/24 (2)
- ► 10/31 - 11/07 (1)
-
▼
2011
(33)
- ► 01/09 - 01/16 (3)
- ► 01/30 - 02/06 (1)
- ► 02/06 - 02/13 (5)
- ► 02/13 - 02/20 (4)
- ► 02/20 - 02/27 (1)
- ► 03/13 - 03/20 (1)
- ► 03/20 - 03/27 (3)
- ► 03/27 - 04/03 (4)
- ► 04/03 - 04/10 (4)
- ► 04/17 - 04/24 (1)
- ► 05/01 - 05/08 (1)
- ► 07/24 - 07/31 (2)
- ► 11/20 - 11/27 (1)
Sketsa
Followers
Ways Forward
Kenyataan Mesyuarat Masyarakat Orang Asal Sarawak Sempena Seminar Mengenai Hak Tanah Orang Asal Yang Dianjurkan
Oleh SUHAKAM
27 – 29 Mac 2005
Hotel Harbour View, Kuching
KAMI, Ketua-Ketua masyarakat, ahli-ahli Jawantankuasa Kemajuan dan Keselamatan Kampung (JKKK), ahli-ahli Persatuan-Persatuan Orang Asal, ahli-ahli Persatuan Rumah Panjang/Kampung serta wakil-wakil Rumah Panjang masyarakat Orang Asal di Sarawak telah bermesyuarat di Hotel Habour View, Kuching, Sarawak pada 28 – 29 Mac 2005 sempena Seminar mengenai Hak Tanah Orang Asal yang dianjurkan oleh SUHAKAM untuk membincangkan masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakat kami.
Terlebih dahulu, kami ingin menyampaikan setinggi-tinggi tahniah dan terima kasih kepada pihak SUHAKAM kerana memulakan inisiatif untuk menganjurkan Seminar sebegini yang julung kali diadakan untuk seluruh Negeri Sarawak. Adalah diharapkan bahawa inisiatif sebegini dapat diteruskan oleh pihak SUHAKAM bukan sahaja di Sarawak tetapi di seluruh Malaysia demi melindungi hak Orang Asal di Negara yang kita cintai ini.
Hasil daripada perbincangan tersebut, kami telah mengenal pasti isu dan masalah yang sedang kami hadapi seperti berikut:
1. Kawasan Tanah Adat kami diceroboh oleh syarikat-syarikat swasta untuk menjalankan aktiviti-aktiviti pembalakan, perladangan komersial secara besar-besaran dan pembangunan-pembangunan yang lain tanpa terlebih dahulu mendapat izin dan persetujuan dari kami;
2. Pencerobohan oleh syarikat-syarikat swasta tersebut telah melanggar adat, budaya dan tatasusila kaum masyarakat kami. Syarikat-syarikat tersebut juga tidak menghormati Hak Adat kami dan telah mencabuli hak tanah NCR kami terutamanya ke atas “Pulau” dan “Pemakai Menoa” kami;
3. Kerajaan Negeri Sarawak sering kali mengeluarkan “Provisional Lease” dan lesen pembalakan sebarangan kepada syarikat-syarikat swasta yang melibatkan kawasan Tanah Adat kami tanpa terlebih dahulu memaklum dan mendapat keizinan bebas kami (without our free prior informed consent);
4. Tempoh 60 hari daripada tarikh warta dikeluarkan oleh Kerajaan Negeri kepada masyarakat kami untuk mengemukakan tuntutan pampasan ganti-rugi terhadap harta-benda kami sekiranya Tanah Adat kami diambil milik /dihapus (acquired) oleh Kerajaan Negeri adalah terlalu singkat dan warta tersebut tidak tersebar ke semua lapisan masyarakat kami;
5. Pampasan yang kami terima daripada Kerajaan Negeri jika Tanah Adat kami diambil milik oleh Kerajaan adalah hanya untuk harta-benda dan tanaman yang terdapat di atas Tanah Adat kami dan tidak termasuk nilai sebenar tanah tersebut. Pampasan yang diterima untuk harta-benda dan tanaman kami juga tidak setimpal dengan nilai pasaran terkini;
6. Kebanyakkan Tanah Adat kami tidak mempunyai rekod atau dokumen rasmi yang mengesahkan bahawa Tanah Adat yang kami duduki adalah hak milik kami. Kerajaan Negeri tidak menjalankan survei pemetaan ke atas sempadan kawasan Tanah Adat kami oleh itu sering terjadi konflik di antara pihak kami dengan syarikat-syarikat swasta;
7. Akibat daripada aktiviti-aktiviti pembalakan, perladangan dan industri-industri ekstraktif yang dilaksanakan di atas Tanah Adat kami maka terjadinya kerosakkan terhadap tanaman-tanaman serta harta benda kami. Pencemaran alam sekitar juga sering berlaku, contohnya berlakunya tanah runtuh, air sungai menjadi keruh dan cetek akibat lumpur lalu mengakibatkan banjir dan serta menjejaskan sumber air minuman kami.
Dengan Kenyataan ini kami mengesa SUHAKAM untuk meyarankan Kerajaan Pusat dan Kerajaan Negeri Sarawak untuk:
1. melindungi Hak Adat (NCR) dan hak-hak kami di atas tanah adat serta sumber daya kami dengan meminda Seksyen 5(3) Kanun Tanah Sarawak (Sarawak Land Code) berkenaan dengan penghapusan Hak Adat masyarakat Orang Asal ke atas Tanah Adat untuk tujuan umum di mana sebelum hak masyarakat orang asal ke atas Tanah Adat dihapuskan suatu sesi dialog harus diadakan dengan masyarakat yang terlibat;
2. menjalan survei pemetaan dan merekodkan semua tanah NCR masyarakat Orang Asal di Sarawak serta memberikan dokumen rasmi yang mengesahkan hak milik Orang Asal ke atas Tanah Adat, dengan ini, konflik tentang kawasan dan hak-hak tanah antara masyarakat orang asal dan kerajaan dapat di atasi;
3. menghentikan pengeluaran “provisional lease” dan lesen pembalakan secara sebarangan kepada syarikat-syarikat perladangan dan pembalakan yang melibatkan kawasan tanah NCR kami sehingga survei pemetaan dapat dilaksanakan untuk menentukkan lokasi dan keluasan “Provisional Lease” dan lesan balak tersebut dan mengeluarkannya daripada Tanah Adat kami sekiranya didapati telah memasuki kawasan tersebut;
4. mengarahkan syarikat-syarikat swasta yang beroperasi dalam kawasan Tanah Adat kami untuk menghentikan kegiatan mereka dengan segera sehingga pertikaian hak ke atas tanah tersebut diselesaikan;
5. menghapuskan tempoh 60 hari untuk warta kerajaan yang mewartakan pengambilan hak milik Tanah Adat kepada Tanah Kerajaan dan sebaliknya mengadakan perbincangan dengan semua pemilik tanah yang terlibat sehingga sebuah penyelesaian dipersetujui oleh semua pihak;
6. mengumum dan mengedar salinan warta kerajaan tentang projek atau rancangan kerajaan yang berkaitan dengan hak NCR kami kepada tiap-tiap rumah panjang/kampung di kawasan yang terlibat/terjejas oleh warta tersebut;
7. memberitahu dan mengadakan perjumpaan dengan semua lapisan masyarakat rumah panjang/kampung mengenai perancangan pembangunan tanah adat di kawasan kami, seterusnya menghormati segala keputusan yang diambil oleh masyarakat kami;
8. membayar pampasan untuk Tanah Adat yang diambil milik oleh kerajaan yang setimpal dengan nilai pasaran terkini dan tidak terhad kepada tanam-tanaman dan harta-benda di atas tanah tetapi termasuk nilai sebenar tanah tersebut;
9. mengubal dan meminda undang-undang yang melibatkan hak masyarakat Orang Asal supaya ia mesra Orang Asal serta menyokong undang-undang adat masyarakat Orang Asal demi memperkukuhkan hak mereka dan bukannya menghakis hak tersebut;
10. meminda Kanun Tanah Sarawak untuk khususnya memasuki “pulau”, “temuda” dan “pemakai menoa” di bawah definisi Tanah Adat Orang Asal (Native Customary Land) di bawah Seksyen 2 Kanun tersebut;
11. meminda Bahagian IV “Practice of Land Surveyors ETC.” Seksyen 17 Ordinan Jurukur Tanah (Land Surveyors Ordinance) yang mengatakan “without prejudice to Section 104 of the Code, no person shall unless he is a land surveyor” dengan “Nothing in this Ordinance shall affect the righ of any person, not being a land surveyor to undertake surveys other than title surveys”.
12. menubuhkan suatu pesuruhanjaya bebas khas (National Native Land Commission) untuk mengendali hal-hal dan menyelesaikan isu-isu yang melibatkan hak masyarakat Orang Asal di Malaysia.
Maka kami dengan sebulat suara menyatakan sokongan kami ke atas usaha yang diambil untuk menyelesaikan isu-isu dan masalah-masalah kami seperti di atas:
Nama/Persatuan:
1. Jetli Jelian
Persatuan Kebajikan Masyarakat Nanga Tada (PKMNT), Kanowit
2. Usang Ak Labit
Persatuan Gerempong Anembiak Pelugau (GAP), Balingian
3. Nyalau Ak Geli
Sarawak Dayak Iban Association (SADIA)
4. Bangau Ak Panggai
Persatuan Gerempong Rakyat Ulu Balingian – Ai Tepus (GERUBAT)
5. TR. Siba Ak Bunsu
Jaringan Tanah Hak Adat Bangsa Asal Sarawak (TAHABAS)
6. TR. Banyang Ak Ramai
ADC Rumah Banyang & Rumah Agam, Bintulu
7. Ibi Ak Uding
Sarawak Dayak Iban Association (SADIA), Kpg. Merakai, Serian
8. Unus Ak Kalom
Sarawak Dayak Iban Association (SADIA), Kpg. Sebuyau, Simunjan
9. Limi Ak Kundi
Melikin Bukar Sadong Association (MEBUSA), Kpg. Pa’on Gahat, Serian
10. TR. Christopher Ak Ambu
Strap Ulu Land Development Action Committee (SULDAC), Sri Aman
11. Masa Ak Nangkai
Strap Ulu Land Development Action Committee (SULDAC), Sri Aman
12. Jacob Ak Imang
Strap Ulu Land Development Action Committee (SULDAC), Sri Aman
13. Anthony Belon
Strap Ulu Land Development Action Committee (SULDAC), Sri Aman
14. TR. Engkana Ak Talap
Strap Ulu Land Development Action Committee (SULDAC), Sri Aman
15. Maurice Ak Aben
Persatuan Kebajikan Masyarakat Nanga Tada (PKMNT), Kanowit
16. Jesus Robin Ak Timboo
Persatuan Masyarakat Sungai Gelasah – Suai, Suai
17. Francis Ak Imban
Persatuan Masyarakat Iban Bong-Teru, Tinjar, Baram (BICA)
18. Pauli bin Amus
Kpg. Hilir Meludam, Betong
19. Kathleen Supang
Kpg. Abok, Pantu, Sri Aman
20. Walter Chambers Najod
21. Alias Bon Ak Ulat
Persatuan Rumah Ulat, Sungai Manong, Niah
22. Jeron Ak Loben
SADDA, Bau
23. Bihai Ak Nyah
JKKK Krokong, Bau
Oleh SUHAKAM
27 – 29 Mac 2005
Hotel Harbour View, Kuching
KAMI, Ketua-Ketua masyarakat, ahli-ahli Jawantankuasa Kemajuan dan Keselamatan Kampung (JKKK), ahli-ahli Persatuan-Persatuan Orang Asal, ahli-ahli Persatuan Rumah Panjang/Kampung serta wakil-wakil Rumah Panjang masyarakat Orang Asal di Sarawak telah bermesyuarat di Hotel Habour View, Kuching, Sarawak pada 28 – 29 Mac 2005 sempena Seminar mengenai Hak Tanah Orang Asal yang dianjurkan oleh SUHAKAM untuk membincangkan masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakat kami.
Terlebih dahulu, kami ingin menyampaikan setinggi-tinggi tahniah dan terima kasih kepada pihak SUHAKAM kerana memulakan inisiatif untuk menganjurkan Seminar sebegini yang julung kali diadakan untuk seluruh Negeri Sarawak. Adalah diharapkan bahawa inisiatif sebegini dapat diteruskan oleh pihak SUHAKAM bukan sahaja di Sarawak tetapi di seluruh Malaysia demi melindungi hak Orang Asal di Negara yang kita cintai ini.
Hasil daripada perbincangan tersebut, kami telah mengenal pasti isu dan masalah yang sedang kami hadapi seperti berikut:
1. Kawasan Tanah Adat kami diceroboh oleh syarikat-syarikat swasta untuk menjalankan aktiviti-aktiviti pembalakan, perladangan komersial secara besar-besaran dan pembangunan-pembangunan yang lain tanpa terlebih dahulu mendapat izin dan persetujuan dari kami;
2. Pencerobohan oleh syarikat-syarikat swasta tersebut telah melanggar adat, budaya dan tatasusila kaum masyarakat kami. Syarikat-syarikat tersebut juga tidak menghormati Hak Adat kami dan telah mencabuli hak tanah NCR kami terutamanya ke atas “Pulau” dan “Pemakai Menoa” kami;
3. Kerajaan Negeri Sarawak sering kali mengeluarkan “Provisional Lease” dan lesen pembalakan sebarangan kepada syarikat-syarikat swasta yang melibatkan kawasan Tanah Adat kami tanpa terlebih dahulu memaklum dan mendapat keizinan bebas kami (without our free prior informed consent);
4. Tempoh 60 hari daripada tarikh warta dikeluarkan oleh Kerajaan Negeri kepada masyarakat kami untuk mengemukakan tuntutan pampasan ganti-rugi terhadap harta-benda kami sekiranya Tanah Adat kami diambil milik /dihapus (acquired) oleh Kerajaan Negeri adalah terlalu singkat dan warta tersebut tidak tersebar ke semua lapisan masyarakat kami;
5. Pampasan yang kami terima daripada Kerajaan Negeri jika Tanah Adat kami diambil milik oleh Kerajaan adalah hanya untuk harta-benda dan tanaman yang terdapat di atas Tanah Adat kami dan tidak termasuk nilai sebenar tanah tersebut. Pampasan yang diterima untuk harta-benda dan tanaman kami juga tidak setimpal dengan nilai pasaran terkini;
6. Kebanyakkan Tanah Adat kami tidak mempunyai rekod atau dokumen rasmi yang mengesahkan bahawa Tanah Adat yang kami duduki adalah hak milik kami. Kerajaan Negeri tidak menjalankan survei pemetaan ke atas sempadan kawasan Tanah Adat kami oleh itu sering terjadi konflik di antara pihak kami dengan syarikat-syarikat swasta;
7. Akibat daripada aktiviti-aktiviti pembalakan, perladangan dan industri-industri ekstraktif yang dilaksanakan di atas Tanah Adat kami maka terjadinya kerosakkan terhadap tanaman-tanaman serta harta benda kami. Pencemaran alam sekitar juga sering berlaku, contohnya berlakunya tanah runtuh, air sungai menjadi keruh dan cetek akibat lumpur lalu mengakibatkan banjir dan serta menjejaskan sumber air minuman kami.
Dengan Kenyataan ini kami mengesa SUHAKAM untuk meyarankan Kerajaan Pusat dan Kerajaan Negeri Sarawak untuk:
1. melindungi Hak Adat (NCR) dan hak-hak kami di atas tanah adat serta sumber daya kami dengan meminda Seksyen 5(3) Kanun Tanah Sarawak (Sarawak Land Code) berkenaan dengan penghapusan Hak Adat masyarakat Orang Asal ke atas Tanah Adat untuk tujuan umum di mana sebelum hak masyarakat orang asal ke atas Tanah Adat dihapuskan suatu sesi dialog harus diadakan dengan masyarakat yang terlibat;
2. menjalan survei pemetaan dan merekodkan semua tanah NCR masyarakat Orang Asal di Sarawak serta memberikan dokumen rasmi yang mengesahkan hak milik Orang Asal ke atas Tanah Adat, dengan ini, konflik tentang kawasan dan hak-hak tanah antara masyarakat orang asal dan kerajaan dapat di atasi;
3. menghentikan pengeluaran “provisional lease” dan lesen pembalakan secara sebarangan kepada syarikat-syarikat perladangan dan pembalakan yang melibatkan kawasan tanah NCR kami sehingga survei pemetaan dapat dilaksanakan untuk menentukkan lokasi dan keluasan “Provisional Lease” dan lesan balak tersebut dan mengeluarkannya daripada Tanah Adat kami sekiranya didapati telah memasuki kawasan tersebut;
4. mengarahkan syarikat-syarikat swasta yang beroperasi dalam kawasan Tanah Adat kami untuk menghentikan kegiatan mereka dengan segera sehingga pertikaian hak ke atas tanah tersebut diselesaikan;
5. menghapuskan tempoh 60 hari untuk warta kerajaan yang mewartakan pengambilan hak milik Tanah Adat kepada Tanah Kerajaan dan sebaliknya mengadakan perbincangan dengan semua pemilik tanah yang terlibat sehingga sebuah penyelesaian dipersetujui oleh semua pihak;
6. mengumum dan mengedar salinan warta kerajaan tentang projek atau rancangan kerajaan yang berkaitan dengan hak NCR kami kepada tiap-tiap rumah panjang/kampung di kawasan yang terlibat/terjejas oleh warta tersebut;
7. memberitahu dan mengadakan perjumpaan dengan semua lapisan masyarakat rumah panjang/kampung mengenai perancangan pembangunan tanah adat di kawasan kami, seterusnya menghormati segala keputusan yang diambil oleh masyarakat kami;
8. membayar pampasan untuk Tanah Adat yang diambil milik oleh kerajaan yang setimpal dengan nilai pasaran terkini dan tidak terhad kepada tanam-tanaman dan harta-benda di atas tanah tetapi termasuk nilai sebenar tanah tersebut;
9. mengubal dan meminda undang-undang yang melibatkan hak masyarakat Orang Asal supaya ia mesra Orang Asal serta menyokong undang-undang adat masyarakat Orang Asal demi memperkukuhkan hak mereka dan bukannya menghakis hak tersebut;
10. meminda Kanun Tanah Sarawak untuk khususnya memasuki “pulau”, “temuda” dan “pemakai menoa” di bawah definisi Tanah Adat Orang Asal (Native Customary Land) di bawah Seksyen 2 Kanun tersebut;
11. meminda Bahagian IV “Practice of Land Surveyors ETC.” Seksyen 17 Ordinan Jurukur Tanah (Land Surveyors Ordinance) yang mengatakan “without prejudice to Section 104 of the Code, no person shall unless he is a land surveyor” dengan “Nothing in this Ordinance shall affect the righ of any person, not being a land surveyor to undertake surveys other than title surveys”.
12. menubuhkan suatu pesuruhanjaya bebas khas (National Native Land Commission) untuk mengendali hal-hal dan menyelesaikan isu-isu yang melibatkan hak masyarakat Orang Asal di Malaysia.
Maka kami dengan sebulat suara menyatakan sokongan kami ke atas usaha yang diambil untuk menyelesaikan isu-isu dan masalah-masalah kami seperti di atas:
Nama/Persatuan:
1. Jetli Jelian
Persatuan Kebajikan Masyarakat Nanga Tada (PKMNT), Kanowit
2. Usang Ak Labit
Persatuan Gerempong Anembiak Pelugau (GAP), Balingian
3. Nyalau Ak Geli
Sarawak Dayak Iban Association (SADIA)
4. Bangau Ak Panggai
Persatuan Gerempong Rakyat Ulu Balingian – Ai Tepus (GERUBAT)
5. TR. Siba Ak Bunsu
Jaringan Tanah Hak Adat Bangsa Asal Sarawak (TAHABAS)
6. TR. Banyang Ak Ramai
ADC Rumah Banyang & Rumah Agam, Bintulu
7. Ibi Ak Uding
Sarawak Dayak Iban Association (SADIA), Kpg. Merakai, Serian
8. Unus Ak Kalom
Sarawak Dayak Iban Association (SADIA), Kpg. Sebuyau, Simunjan
9. Limi Ak Kundi
Melikin Bukar Sadong Association (MEBUSA), Kpg. Pa’on Gahat, Serian
10. TR. Christopher Ak Ambu
Strap Ulu Land Development Action Committee (SULDAC), Sri Aman
11. Masa Ak Nangkai
Strap Ulu Land Development Action Committee (SULDAC), Sri Aman
12. Jacob Ak Imang
Strap Ulu Land Development Action Committee (SULDAC), Sri Aman
13. Anthony Belon
Strap Ulu Land Development Action Committee (SULDAC), Sri Aman
14. TR. Engkana Ak Talap
Strap Ulu Land Development Action Committee (SULDAC), Sri Aman
15. Maurice Ak Aben
Persatuan Kebajikan Masyarakat Nanga Tada (PKMNT), Kanowit
16. Jesus Robin Ak Timboo
Persatuan Masyarakat Sungai Gelasah – Suai, Suai
17. Francis Ak Imban
Persatuan Masyarakat Iban Bong-Teru, Tinjar, Baram (BICA)
18. Pauli bin Amus
Kpg. Hilir Meludam, Betong
19. Kathleen Supang
Kpg. Abok, Pantu, Sri Aman
20. Walter Chambers Najod
21. Alias Bon Ak Ulat
Persatuan Rumah Ulat, Sungai Manong, Niah
22. Jeron Ak Loben
SADDA, Bau
23. Bihai Ak Nyah
JKKK Krokong, Bau
Hakikat NCR
Sumber: Asas Tanah NCR Kayan Kenyah Diperjadikan: Adet Kayan Kenyah 1994, Seksyen 84
Oleh: Temenggong Pahang Deng Anyi.
Clause 23: …..Hakikatnya, sejak tahun 1970 memang Ketua Masyarakat Kayan Kenyah sudah berkali-kali dan bermati-matian momohon Kerajaan menyukat tanah dan memohon surat-surat yang perlu. Kerajaan selalu menjawab tidak perlu memberi surat tanah temuda. Dengan alasan tanah NCR tidak boleh diambil oleh orang lain kerana ia diiktiraf oleh kerajaan. Kebun-kebun adalah sebagai geran tanah kamu yang di pedalaman. Kampung kamu sudah beratus tahun berada di sana itulah sebagai bukti dan geran tanah kamu katanya. Tetapi yang terjadi sekarang kompeni tidak peduli. Apabila tuntutan dan permintaan orang tempatan tidak ditunai dan tidak dipedulikan oleh kompeni, terpaksalah mereka mengambil tindakan Undang-Undang, malah juga melanggar undang-undang bagi meneggakan keadilan serta menuntut hak mereka. Perkara ini harus diberi perhatian sewajarnya oleh pihak kerajaan dan mempastikan masyarakat kami tidak ditindas, disamping hak kami wajib dihormati.
Oleh: Temenggong Pahang Deng Anyi.
Clause 23: …..Hakikatnya, sejak tahun 1970 memang Ketua Masyarakat Kayan Kenyah sudah berkali-kali dan bermati-matian momohon Kerajaan menyukat tanah dan memohon surat-surat yang perlu. Kerajaan selalu menjawab tidak perlu memberi surat tanah temuda. Dengan alasan tanah NCR tidak boleh diambil oleh orang lain kerana ia diiktiraf oleh kerajaan. Kebun-kebun adalah sebagai geran tanah kamu yang di pedalaman. Kampung kamu sudah beratus tahun berada di sana itulah sebagai bukti dan geran tanah kamu katanya. Tetapi yang terjadi sekarang kompeni tidak peduli. Apabila tuntutan dan permintaan orang tempatan tidak ditunai dan tidak dipedulikan oleh kompeni, terpaksalah mereka mengambil tindakan Undang-Undang, malah juga melanggar undang-undang bagi meneggakan keadilan serta menuntut hak mereka. Perkara ini harus diberi perhatian sewajarnya oleh pihak kerajaan dan mempastikan masyarakat kami tidak ditindas, disamping hak kami wajib dihormati.
Any opposition candidate in Telang Usan cannot expect Almighty God to help him win the election because the opposition candidates themselves have no unity and they have no genuine love for the people. BN Dennis Ngau may also lack the sincere love for the people but he is part of a platform that has provided peace and harmony, education and some basic neccessities like footpath, water tanks,building materials,etc, to the people.
ReplyDeleteHarisson Ngau has been a one-term MP for Baram yet there was no change. The obvious change was the lack of development in Baram. Penans still went for timber blockages, logging activities became even more active, more land was given out for oil palm plantations and Harisson did not do anything to stop all these. The same happened when Kebing Wan the Assemblyman for Telang Usan.
What do they want to do now? SNAP simply cannot win any seat this election and PKR can win at the most five seats. DAP will still be the main opposition party in Sarawak and DAP deserves to win because its' elected representatives are more serious and daring that they even spent their own money setting up service centres and meet the people regularly. Both Harisson and Kebing disappeared after they won. They did not even set up any service centre let alone visited the people giving excuses they were not as well off as the BN representatives.
May be it's better to make the well off Jok Ding win so that he can be approached easily by the people.
Harisson may have the chance to win this election but not because people want PKR. It's Lihan Jok who causes BN to lose Telang Usan, really. People would prefer SNAP but Kebing is simply not the right candidate and making matter worst is the fact that SNAP is poorly organised and without fund.Unless SNAP is completely revamped there is simply no way for it to survive long in Sarawak politics.
PKR cannot expect to rule Sarawak, not now and definitely not in the future. Perhaps Baru Bian and his team in Sarawak PKR should seriously consider forming a new party (may be PARTI ORANG SARAWAK) after this election or take over SNAP.
The truth has prevail- BN Dennis Ngau has won the TU seat. Mere strong-show of support for PKR Harisson Ngau by mostly volunteers up to five days after nomination has actually already dwindled on the fifth day. Those volunteers couldn't be made to spend their own money and wasted their times for Harisson. Harisson is known to be so good in inciting people to do works for him for FREE since his days in Sahabat Alam. Similarly, he made use of the Penans to earn some income for him through Sahabat Alam claiming at the same time timber companies tried to bribe him.
ReplyDeleteHarisson is now much more better off than many others in Telang Usan- he has a few houses and shophouses in Miri under his wife's and relatives' names and at least one apartment in Kuala lumpur. Together with one Abin Bera from Belaga they now own at least three houses in Miri. Well before Harisson became a full-time lawyer, he already bought some of those houses. Did he buy the houses using his MP salary or did he buy the houses using the allocations given by the NGO which should have been used to help the target group of people in Baram?
It was said by Harisson himself that he would win the Telang Usan seat by a simple majority. His strong supporters were equally over-confident. Now, it is not a simple majority win for BN Dennis but a big win.
I said earlier that PKR would not be able to form the government in Sarawak, not now and not forever. In case Baru Bian wants to form a new party after this, please take note that Harisson cannot win anymore, not in Telang Usan or Marudi and definitely not the Parliamentary seat of Baram. His secrets are slowly coming out into the open-air market.
There are many young and talented people in Baram capable of winning Baram in the coming Parliamentary election. Popularity alone is not quite a good yardstick because such popularity may backfire.
To Harisson and Kebing, please retire peacefully. If you want to help, do more charity works for our people. You don't have to be YBs to look good-you know that well. To Jok Ding, you really made some good funs in Baram so just continue contesting in every election in Baram, spend more of your money and who knows people may get fed-up or have pity on you and finally decide to make you win.
Next election sesiapa yang rasa diri dia betul dan pandai, register saja sebagai calon macam Kebing Wan & Jok Ding degan syarat anda banyak duit.Sikap macam ni tidak akan memajukan bangsa OU.
ReplyDeleteOrang kuat Harisson Ngau said "Harisson will surely win, Kenyahs in Baram will make BN sink because of Lihan Jok". I replied "no...no...no, you are wrong, BN will win, Harisson will kalah, Kebing and Jok will hilang deposit". We argued for a while but he seemed to give me some good reasons so I thought he might be correct though deep down my instinct kept telling me BN would win.
ReplyDeleteAll the strong supporters of Harisson appeared over confident including activist and long-time associate of Harisson, Tom Apoi. They even gave me a breakdown of the percentage of voters-support for each candidate and it did really make me confused. I kept asking myself "how did these drunken people get these figures?"
One of them offered to bet with me for a crate of Tiger but I counter-offered him a small amount. He kept the money. I kept calling him to online my win but until now he hasn't done so.
Friend, just forget the bet if you need it but please listen to my view next time so you don't have to humiliate yourself.